Paling penting pada tahap awal melakukan usaha budidaya
adalah kebutuhan benih. Benih yang baik akan memberikan kontribusi keberhasilan
yang tidak sedikit. Benih yang tidak baik bisa jadi begitu ditebarkan di kolam
pembesaran sebentar kemudian akan mati. Seandainya benih tersebut dapat hidup, bisa
jadi tidak dapat menghasilkan ikan konsumsi dengan target yang tinggi. Jadi
para pembudidaya pembesaran lele perlu cermat dalam memilih benih.
1. Memilih benih
Memilih benih harus dilakukan dengan baik agar hasil budidaya dapat panen
dengan optimal. Tentunya juga harus memperhatikan faktor lain sebagai penyebab
timbulnya kegagalan.
Dalam memilih benih lele ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, di antaranya sebagai berikut:
a. Ukuran: benih lele yang akan
ditebar sebaiknya memiliki ukuran yang seragam, misal 3-5 cm, 5-8 cm, atau 8-23
cm. Hal ini akan mengurangi persaingan dalam mendapatkan pakan dan sifat
kanibalisme.
b. Umur: benih sebaiknya juga memiliki umur yang sama. Dengan umur yang
sama diharapkan memiliki ukuran yang juga sama sehingga akan lebih mudah dalam
pemeliharaannya.
c. Gerakan: benih lele yang baik memiliki gerakan yang gesit.
Jangan memilih benih lele yang suka berdiri tegak di dalam air karena lele yang
demikian adalah lele yang mengalami stres.
d. Warna: sebaiknya benih lele juga
memiliki warna yang seragam, sesuai warna khas lele.
Benih lele yang akan
ditebar perlu diketahui asal-usulnya. Lingkungan asal di mana benih didapat
berpengaruh terhadap usaha pembesaran. Bisa jadi benih dari tempat tertentu
akan kurang cepat tumbuhnya bila dibudidayakan di kolam pembesaran yang kurang
sesuai dengan lingkungan kondisi sebelumnya.
Standar benih lele siap tebar
Kriteria
|
Satuan
|
Larva
|
P1
|
P2
|
P3
|
P4
|
Umur maksimal
|
Hari
|
3
|
20
|
40
|
54
|
75
|
Panjang total
|
cm
|
0,75-1
|
1-3
|
3-5
|
5-8
|
8-12
|
Berat
|
gram
|
0,05
|
1
|
2,5
|
5
|
10
|
Keseragaman ukuran
|
%
|
>90
|
>75
|
>75
|
>75
|
>75
|
Keseragaman warna
|
%
|
100
|
>90
|
>90
|
>90
|
>90
|
2. Perlakuan terhadap benih
Untuk mendapatkan benih lele yang baik, anda dapat menempuh
beberapa langkah berikut:
a. Berhati-hati dalam mengangkut benih. Pengangkutan
dapat dilakukan dengan media tertutup (dengan plastik yang diberi oksigen)
maupun terbuka. Pengangkutan terbuka bisa dilakukan dengan bak-bak (blong)
plastik. Pada pengangkutan terbuka dilakukan pergantian air dan pemberian oksigen
menggunakan aerator.
b. Benih yang akan ditebar sebaiknya direndam dengan larutan
kalium permanganat (PK) dengan dosis 4 mg/liter air selama 30 menit. Dapat
menggunakan antibiotik tetrasiklin atau oxytetrasiklin sebanyak 1 sendok teh
per 10 liter air selama 15 menit. Bisa juga dengan menggunakan garam dapur
dengan dosis 10 g/1 liter air, selama 15-30 menit.
c. Waktu penebaran benih
sebaiknya pada pagi atau sore hari. Pagi jam 05.00-09.00 dan sore hari pada
16.00-18.00.
d. Lakukan aklimatisasi pada waktu menebar benih di tempat budidaya.
Biarkan benih menyesuaikan diri terlebih dahulu. Caranya, masukkan benih secara
pelan-pelan, biarkan sedikit demi sedikit air yang berasal dari pengangkutan
bercampur dengan air yang berasal dari kolam. Biarkan benih keluar sendiri dari
wadah dan masuk ke dalam media budidaya baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar