Pengolahan Media Pada Budidaya Ikan Lele



Agar menghasilkan panen yang optimal, media budidaya perlu dipersiapkan dengan baik. Yang harus diingat adalah sebelum benih ditebar sebaiknya kita membiarkan airnya selama 2-3 hari agar karakter air menyesuaikan dengan kondisi kolam. Ada beberapa media budidaya yang akan dibahas pada artikel ini diantaranya yaitu kolam, keramba/jaring apung/hampang, dan kolam terpal/akuarium/bak plastik.


1. Kolam


Kolam dapat berupa kolam tanah, kolam tembok atau kolam tanggul tembok dengan dasar tanah. Pengelolaannya hampir sama, namun kolam tanah lebih spesifik.

a. Penanganan Kolam baru

Kolam baru perlu ditangani dengan baik, terutama kolam yang terbuat dari tembok atau semen. Zat yang terkandung di dalam semen dapat membuat ikan mati. Kolam baru yang terbuat dari semen harus dicuci bersih terlebih dahulu. Caranya, kolam diisi air kemudian kolam dicuci dan kemudian airnya dibuang, selanjutnya masukkan lagi air ke kolam hingga mendekati bibir kolam lalu biarkan air di kolam selama 10-15 hari. Jika ingin cepat perendamannya kita dapat memasukkan potongan gedebog pisang. Dan saat mau digunakan maka dinding kolam dibersihkan dengan sabut kelapa atau ijuk atau alat pembersih lain. Bilas kolam hingga bersih dan isi air setinggi kebutuhan.

b. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan ini dikhususkan untuk kolam dengan dasar tanah. Pengolahan tanah dimaksudkan untuk mengurangi keberadaan mikroorganisme, membunuh benih hama dan menyuburkan media budidaya.

Cara pengolahan kolam dengan dasar tanah adalah sebagai berikut:

1) Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan pembalikan dan pengeringan. Tanah dicangkul/dibajak hingga tanahnya terbalik sampai kedalaman 10-15 cm dan dikeringkan 2-3 hari. Pembalikan tanah dapat membantu suplai oksigen dalam tanah sehingga kesuburan tanah meningkat. Buat saluran kemalir sedalam 20-40 cm dengan lebar 50-60 cm di dasar kolam sebagai tempat berlindung lele dan pengaliran air atau menggiring lele pada waktu panen.

2) Untuk menstabilkan pH tanah, lakukan pengapuran. Kapur membuat tanah lebih gembur dan juga membunuh hama dan penyakit. Dosisnya berkisar 500-1.500 kg/ha. Setelah diberi kapur, diamkan selama 1-3 hari. Kapur yang digunakan dapat berupa kapur tohor/sirih (CaO), kapur labur/Ca(OH)2, kapur dolomit (mengandung banyak CaCO3). Fungsi kapur antara lain sebagai berikut:
  • Meningkatkan pH tanah atau mengurangi keasaman tanah sehingga menjadi stabil.
  • Mengikat kelebihan CO2 yang dihasilkan dari proses pembusukan dan respirasi.
  • Memperbaiki reaksi tanah (menetralkan ion H+).
  • Memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih baik, menghumuskan tanah.
  • Mempercepat proses penguraian bahan organik.
  • Memberantas hama dan penyakit.

3) Setelah itu lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang (organik), dosisnya 500-750 kg/ha. Kolam diisi air dengan ketinggian 10 cm, setelah 3-4 hari air ditambah dan lakukan pemupukan dengan pupuk anorganik TSP 100 kg/ha dan Urea 150 kg/ha.

Pemupukan yang dilakukan secara tepat mempunyai fungsi sebagai berikut:
  • Menggemburkan dasar tanah atau media budidaya.
  • Mendorong tumbuhnya plankton (fitoplankton dan zooplankton).
  • Menjadi media tumbuh mikroorganisme.
  • Menambah unsur hara yang dibutuhkan tanah.
  • Plankton yang tumbuh dapat menjadi penghalang penetrasi sinar matahari yang berlebih dalam perairan.
  • Menstabilkan suhu perairan.
  • Dapat meningkatkan kadar oksigen dalam perairan.
  • Setelah pemupukan dilakukan, 3-4 hari kemudian benih lele dapat ditebar.

 

2. keramba/jaring apung/hampang


Untuk budidaya di media keramba/jaring apung/hampang, keberadaan air tergantung dari media air pengairan (sungai, waduk, danau, rawa). Cara pengelolaan medianya adalah sebagai berikut:
  • perhatikan selalu kondisi perairan. Jangan biarkan kuantitas perairan tidak layak lagi untuk kehidupan ikan. Perairan harus dijaga agar terhindar dari pencemaran yang dapat menyebabkan kematian ikan.
  • Dasar keramba jaring apung harus dijaga jangan sampai terlalu dekat dengan dasar perairan agar tidak terkena dampak buruk ketika terjadi pengadukan sedimen dasar tanah.
  • Setelah produksi, jaring dan keramba dikeringkan dengan cara dijemur pada panas sinar matahari untuk memutuskan rantai bibit penyakit.

 

3. kolam terpal/akuarium/bak plastik


pada budidaya lele di kolam terpal/akuarium/bak plastik, sebelum digunakan wadahnya harus ditreatment terlebih dahulu, terutama untuk kolam terpal dan bak plastik. Cara pengolahan medianya adalah sebagai berikut:
  • Terpal lama harus dicuci bersih dan dijemur hingga kering untuk memutus rantai bibit penyakit.
  • Terpal baru perlu dicuci dan dibilas. Selanjutnya, masukkan air ke kolam setinggi ¾ media. Biarkan air di kolam tersebut selama 2-3 hari, jangan ditambah atau dikurangi terkecuali terjadi penurunan permukaan air karena penguapan.
  • Air kemudian diberi remasan daun pepaya atau daun ketapang secukupnya. Daun-daun tersebut berfungsi sebagai antiseptik. Biarkan kondisi itu selama 4-6 hari.
  • Setelah media siap, benih ikan ditebar.
  • Lebih baik lagi jika setelah tebar benih diimbangi dengan pemberian antibakteri seperti boster dengan dosis 2 cc untuk 1 m per kubik air selama 3 hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar